DIAGNOSIS DAN TATALAKSANA CEDERA MEDULA SPINALIS TRAUMATIK
Abstrak
Cedera medula spinalis / spinal cord injury (SCI) adalah trauma pada medula spinalis dan atau struktur di sekitarnya yang dapat menyebabkan perubahan sementara atau permanen terhadap fungsi motorik, sensorik, dan atau otonom. Sekitar 5% pasien cedera kepala juga mengalami SCI. Sebaliknya, sekitar 25% pasien SCI juga mengalami trauma/cedera kepala. Sekitar 55% SCI terjadi di daerah servikal, 15% di daerah torakal, 15% di torakolumbal, dan 15% di lumbosakral. Namun demikian harus diingat bahwa SCI dapat bersifat multipel. Sekitar 10% pasien fraktur vertebra servikal juga mengalami fraktur vertebra di tempat lain. Penanganan cedera medula spinalis sudah harus dimulai dari tempat kejadian berupa imobilisasi dan teknik transfer yang benar. Sekitar 3-25% cedera medula spinalis terjadi setelah trauma awal, baik pada saat transportasi atau tatalaksana awal. Pasien SCI juga memerlukan pencitraan. The Joint Section on Disorder of the Spine and Peripheral Nerves of the American Association of Neurological Surgeons and the Congress of Neurological Surgeons membagi kondisi pasien menjadi tiga kelompok, yaitu pasien tanpa gejala yang sadar penuh, pasien dengan gejala namun sadar penuh, dan pasien tidak sadar. Penentuan pencitraan ini berdasarkan pada National Emergency X-Radiography Utilization Study Group (NEXUS). Penggunaan metilprednisolon sesuai dengan NASCIS banyak menuai perdebatan. Tindakan operatif yang biasa dilakukan berupa dekompresi dengan memperbaiki deformitas yang terjadi, serta stabilisasi tulang belakang. Tujuan utama operasi pada fase SCI fase akut adalah mengurangi tekanan mekanik untuk menurunkan kompresi pada medula spinalis dan iskemia sehingga dapat menghasilkan kondisi yang optimal untuk pemulihan neurologi.