Laporan Kasus : Dekompresi Mikrovaskular pada Spasme Hemifasial

Penulis

  • David Susanto Residen Neurologi, Departemen Neurologi, Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulang Manado / Rumah Sakit Umum Pusat Prof. R. D. Kandou, Manado, Sulawesi Utara, Indonesia
  • Abrar Arham Spesialis Bedah Saraf Konsultan, Departemen Bedah Saraf, Rumah Sakit Pusat Otak Nasional, Jakarta, Indonesia
  • Arthur Mawuntu Spesialis Saraf Konsultan, Departemen Saraf, Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulang Manado / Rumah Sakit Umum Pusat Prof. R. D. Kandou, Manado, Sulawesi Utara, Indonesia
  • Rizal Tumewah Spesialis Saraf Konsultan, Departemen Saraf, Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulang Manado / Rumah Sakit Umum Pusat Prof. R. D. Kandou, Manado, Sulawesi Utara, Indonesia
  • Maria Theresia Jasi Spesialis Saraf Konsultan, Departemen Saraf, Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulang Manado / Rumah Sakit Umum Pusat Prof. R. D. Kandou, Manado, Sulawesi Utara, Indonesia

Kata Kunci:

Dekompresi Mikrovaskular pada Spasme Hemifasial

Abstrak

Spasme Hemifasial merupakan gangguan aktivitas otot wajah yang diinvervasi oleh nervus (n) fasialis. Meskipun spasme hemifasial tidak mengancam jiwa, namun gangguan ini dapat mempengaruhi aktivitas sosial penderitanya. Terdapat beberapa tatalaksana pada spasme hemifasial, seperti : farmakoterapi, injeksi toksin botulinum, dan dekompresi mikrovaskular (DMV). DMV merupakan tatalaksana operatif pilihan pada pasien spasme hemifasial, dilaporkan perbaikan gejala terjadi pada lebih dari 90% kasus.  Laporan kasus ini melaporkan wanita 47 tahun datang dengan keluhan kedutan pada wajah sisi kiri yang hilang timbul dan memberat dalam beberapa tahun terakhir. MRI kepala menunjukan adanya penekanan N.VII sinistra oleh arteri (A). serebelar anterior inferior kiri. Pasien dikonsulkan ke bedah saraf dan direncanakan terapi DMV. Setelah operasi, pasien menunjukan perbaikan gejala, evaluasi 3 bulan setelah operasi diperlukan untuk menentukan prognosis.

Biografi Penulis

David Susanto, Residen Neurologi, Departemen Neurologi, Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulang Manado / Rumah Sakit Umum Pusat Prof. R. D. Kandou, Manado, Sulawesi Utara, Indonesia

Residen Neurologi, Departemen Neurologi, Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulang Manado / Rumah Sakit Umum Pusat Prof. R. D. Kandou, Manado, Sulawesi Utara, Indonesia

Abrar Arham, Spesialis Bedah Saraf Konsultan, Departemen Bedah Saraf, Rumah Sakit Pusat Otak Nasional, Jakarta, Indonesia

Spesialis Bedah Saraf Konsultan, Departemen Bedah Saraf, Rumah Sakit Pusat Otak Nasional, Jakarta, Indonesia

Arthur Mawuntu, Spesialis Saraf Konsultan, Departemen Saraf, Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulang Manado / Rumah Sakit Umum Pusat Prof. R. D. Kandou, Manado, Sulawesi Utara, Indonesia

Spesialis Saraf Konsultan, Departemen Saraf, Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulang Manado / Rumah Sakit Umum Pusat Prof. R. D. Kandou, Manado, Sulawesi Utara, Indonesia

Rizal Tumewah, Spesialis Saraf Konsultan, Departemen Saraf, Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulang Manado / Rumah Sakit Umum Pusat Prof. R. D. Kandou, Manado, Sulawesi Utara, Indonesia

Spesialis Saraf Konsultan, Departemen Saraf, Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulang Manado / Rumah Sakit Umum Pusat Prof. R. D. Kandou, Manado, Sulawesi Utara, Indonesia

Maria Theresia Jasi, Spesialis Saraf Konsultan, Departemen Saraf, Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulang Manado / Rumah Sakit Umum Pusat Prof. R. D. Kandou, Manado, Sulawesi Utara, Indonesia

Spesialis Saraf Konsultan, Departemen Saraf, Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulang Manado / Rumah Sakit Umum Pusat Prof. R. D. Kandou, Manado, Sulawesi Utara, Indonesia

Diterbitkan

2020-03-23